Minggu, 28 November 2010

Anak Mall Berpayung


Hujan memang selalu membawa berkah, tidak terkecuali bagi anak-anak kecil yang berprofesi sebagai ojeg payung di pelataran Parkir Grage Mall Cirebon. Setiap kali hujan turun, entah itu hujan lebat atupun hanya sekedar gerimis rintik-rintik. “Anak-anak mall” itu sudah siap menjejali pintu masuk mall terbesar di Cirebon tersebut. Mereka sudah siap dengan payung mereka masing-masing. Mereka menyediakan jasa penyewaan payung dengan harga sewa yang cukup murah, hanya seribu rupiah sekali sewa. 

Pada umumnya anak-anak tersebut hanya membawa satu buah payung ukuran besar untuk disewakan, sehingga jika ada yang menyewa payungnya, mereka rela hujan-hujanan berbasah ria sambil berjalan mengiringi penyewa payungnya.
Pada jam-jam ramai pengunjung, tidak jarang mereka berjejalan sampai ke teras mall, sehingga membuat Satpam yang bertugas di sana, harus berulang kali menghalau mereka agar tidak menutupi jalan pengunjung. Ternyata tidak anak-anak saja yang berprofesi sebagai ojeg payung, di antara mereka juga ada beberapa orang tua yang turut berebut rezeki menyewakan payung. (NC)

Rabu, 24 November 2010

Ana Maning Bae... (1)

Mobil Bolen Nyangkut di Perumahan Penduduk

Maju susah mundur susah, mungkin itulah istilah yang tepat untuk mobil bolen ukuran besar ini, kemarin sore (23/11), mobil yang sedang terlibat dalam pembuatan terowongan di Stasiun Kejaksan ini terjebak padatnya pemukiman penduduk di Gang Dipo Jalan Pancuran Kota Cirebon. gang kecil ini merupakan satu-satunya jalan yang dijadikan akses untuk keluar masuknya kendaraan proyek Perumka. kejadian ini dapat teratasi beberapa saat kemudian. Saat petugas proyek mendapat ijin dari salah satu pemilik rumah untuk menggeser pagar bambu miliknya. CN)




Selasa, 23 November 2010

Bangunan Tua

Puteran Sepur Peninggalan Belanda

Dulunya tempat ini dikenal angker oleh masyarakat setempat, karena selain pernah terdapat pohon beringin besar berusia ratusan tahun, konon menurut masyarakat di tempat ini sering terjadi penampakan mahluk gaib.
Itulah puteran sepur (puteran kereta), sebuah fasilitas milik Perumka yang merupakan buatan Belanda tahun 1913 ini, telah lama terbelengkalai tak terurus. Dulunya fasilitas ini berfungsi untuk memutar lokomotif, karena saat itu lokomotif hanya dapat bergerak maju, tidak bisa bergerak mundur. Fasilitas yang terletak di Dipo Lokomotif jalan Pancuran Gang Dipo Cirebon ini berbentuk lingkaran mirip kolam, dengan sebuah jalan kereta di tengahnya yang dapat diputar secara manual (didorong). Di dasar lingkaran tersebut terdapat genangan air yang pada musim hujan selalu dipenuhi oleh katak untuk berkembang biak.
Untuk menghindari kesan kumuh dan angker, Perumka mengubah tampilan puteran sepur lebih berwarna. Mereka mengganti cat tembok dan besinya yang kusam dengan warna biru dan kuning yang cerah. Bukan itu saja, Perumka juga menyulap semak belukar yang tumbuh liar di sekitarnya menjadi taman yang indah. Belum cukup sampai di situ, Perumka juga mengecat tembok pagar dan bangunan yang berada di sekitar puteran sepur dengan cat putih, sehingga bangunan tua yang kusam dan terkesan angker itu berubah menjadi sebuah taman yang indah.
Namun sayang belum lama di cat, tangan-tangan usil berdatangan. Mereka mencorat-coret semua dinding puteran sepur dan tembok sekitarnya dengan cat semprot. Taman yang indah kini kembali kumuh penuh dengan coretan berisi makian. Sayang sekali bukan? (CN)

Senin, 22 November 2010

Mata Lensa

Minggu Pagi di Bima

Pada setiap hari minggu pagi, pelataran parkir Stadion Bima Cirebon selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat. bukan saja mereka yang ingin berolahraga, tapi ada juga yg datang untuk sekedar berekreasi. ada yang berburu kuliner ada pula yang berburu fashion dan acessoris,namun tidak sedikit yang hanya mencari hiburan untuk anak-anak mereka. (Foto-foto : CN)