Selasa, 05 Oktober 2010

Adzan Pitu yang Legendaris


Sholat jum’atlah di Masjid Agung Sang Cipta Rasa Kasepuhan, selain suasananya yang terasa beda, karena masjid ini adalah masjid kuno yang dibangun pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati pada tahun 1480 M (abad 15).
Anda juga akan berkesempatan mendengarkan adzan pitu, yaitu adzan yang dikumandangkan oleh tujuh orang muadzin secara bersamaan. Walaupun lafal/bacaan yang dikumandangkannya sama, namun dengan dikumandangkan oleh tujuh orang sekaligus, kita akan merasakan getaran yang berbeda saat mendengarkannya. Suasana yang sangat tenang terasa selama adzan tersebut dikumandangkan.
Konon adzan pitu pertama kali dikumandangkan sebagai penolak bala. Ada dua versi kisah sejarah tentang asal muasal adzan pitu. Versi pertama adalah Masjid Sang Cipta Rasa mengalami kebakaran hebat, beberapa upaya telah dilakukan untuk memadamkan api yang membakar masjid tersebut, namun selalu gagal. Atas usul dari istri Sunan Gunung Jati, di kumandangkanlah adzan sebagaimana panggilan untuk sholat. Adzan pertama dikumandangkan oleh satu orang namun api belum juga kunjung padam. Kemudian ditambahkan lagi seorang muadzin untuk turut mengumandangkan adzan, tapi api belum juga berhasil dipadamkan. Kemudian ditambahkan lagi beberapa orang muadzin hingga berjumlah tujuh orang, barulah api tersebut padam.
Versi kedua adalah Masjid Sang Cipta Rasa dikuasai oleh kekuatan jahat yang bersemayam di kubah masjid, kekuatan itu berasal dari jin yang bernama Menjangan Wulung.   Jin tersebut membuat resah warga, karena membunuh siapapun yang datang ke masjid untuk sholat. Tidak mudah untuk mengalahkan Menjangan Wulung, karena ia adalah sesosok jin yang sangat sakti. Berdasarkan ikhtiar, Sunan Gunung Jati mencoba melawannya dengan kumandang adzan. Beliaupun menugaskan seorang muadzin untuk mengumandangkan adzan, namun jin tersebut berhasil membunuh sang muadzin. Upaya pun terus dilakukan hingga Sunan memerintahkan tujuh orang muadzin sekaligus untuk mengumandangkan adzan. Hingga terdengarlah dentuman keras yang menghempaskan kubah masjid ke angkasa sekaligus membunuh menjangan wulung. Kisah ini juga diyakini menjadi penyebab kenapa Masjid Sang Cipta rasa tidak memiliki kubah dan sebagian masyarakat meyakini kubah masjid tersebut jatuh di wilayah Banten.
Sejak saat itu adzan pitu selalu dikumandangkan setiap waktu sholat tiba. Namun saat ini adzan pitu hanya dikumandangkan pada saat waktu sholat jum’at tiba. (NC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar