Pernah mendengar orang Cirebon bercakap-cakap dengan bahasa Cirebon? Bagi anda yang bukan orang Cirebon dan baru pertama kali mendengar percakapan orang Cirebon pasti akan merasa aneh atau geli.
Pasalnya dalam obrolan bahasa Cirebon, selain logat dan bahasa Jawanya agak berbeda dengan bahasa Jawa kebanyakan, seperti bahasa Jawa yang berasal dari Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Dalam bahasa Jawa Cirebonan juga kerap terdengar kata “kirik” dilontarkan. Kirik yang dalam bahasa Indonesia berarti anjing ini, dalam bahasa Cirebon tidak diucapkan dalam bahasa makian dengan kondisi marah atau emosi. Kirik biasanya diucapkan dalam bahasa Cirebon sehari-hari, bukan dalam bahasa Cirebon halus atau bebasan yang juga menggunakan bahasa Jawa halus. Kata kirik selain digunakan sebagai bahasa gaul untuk menunjukkan keakraban, juga digunakan sebagai ucapan spontanitas untuk menunjukkan rasa kaget atau kekaguman terhadap sesuatu. Contoh penggunaan kata kirik dalam beberapa kalimat:
“Kirik priben kabare lawas beli ketemu kuh?” (Kirik, bagamana kabarnya lama tidak berjumpa), contoh sebuah kalimat yang biasanya diucapkan secara akrab kepada seorang sahabat yang lama sudah tidak berjumpa.
“Kirik, dipareki malah nyruduk!” (Kirik, di dekati malah nyruduk),contoh sebuah kalimat yang dilontarkan oleh seseorang yang merasa kaget ketika akan di seruduk oleh seekor kambing,
Walaupun kata kirik digunakan sebagai bahasa keakraban, namun dalam penggunaannya tidak bisa sembarang diucapkan. Kata kirik hanya diucapkan kepada orang yang seusia atau lebih muda, karena itu jangan coba-coba menggunakan kata kirik kepada orang yang lebih tua atau pada acara-acara resmi semisal upacara pernikahan atau pembukaan syukuran hari kemerdekaan, karena anda pasti akan dihujani dengan lemparan sendal. (NC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar